Cara Meningkatkan Keimanan Dan Ketaqwaan


Tidak ada benteng yang kokoh untuk menahan dan menghentikan lajunya kerusakan zaman dengan maraknya aneka ragam kemaksiatan, kecuali hanya dengan membangun dan menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan. Maka marilah kita lakukan usah-usah berikut:

1.      Memperbanyak ilmu dengan mengaji Al Qur’an dan Al Hadits
Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan pemiliknya, semakin banyak ilmu yang dia miliki, maka semakin kuat pula arus yang membawanya kejalan Allah Ta’ala, lebih-lebih dizaman penuh syahwat dan syubhat seperti sekarang ini. Dengan memiliki dan menguasai ilmu agama (Al Qur’an dan Al Hadits) kita bidsa membedakan antara baik dan buruk, manfaat dan mudhorot, halal dan haram, dosa dan pahal, haq dan batal, jalan kesurga dan keneraka. Dan dengan ilmu pula kita akan menjadi orang yang faqih, dan akan memiliki daya tahan yang kuat terhadap fitnah dan godaan setan, sehingga akanada rasa takut pada diri kita untuk melakukan kemaksiatan, seperti diterangkaan dalam dalil-dail berikut:

“Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang takut kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu” (QS Fathir 28)
“Dan kami (Allah) menurunkan dari Al Qur’an sesuatu sebagai obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS Al Isro’ 82)
“Ingatlah dengan dzikir kepada Allah menjadikan tenangnya hati” (QS Ar Ro’du)
“Dari ibnu Abbas, Iblis berkata, niscaya satu orang alim lebih berat bagiku (untuk menggodanya) dari pada seribu orang yang beribadah (yang tidak alim), sesungguhnya seseorang yang beribadah itu, beribadah kkepada Allah seorang diri, dan sesungguhnya orang alim mengajar banyak manusia sehingga mereka menjadi ulama” (HR Abu Na’im)
“Akan ada beberapa fitnah (kerusakan dalam agama) bahwasanya seorang laki-laki dalam keadaan iman di pagi hari tapi menjadi kafir disore harinya, kecuali orang yang dihidupkan oleh Allah dengan ilmu (orang alim)” (HR Ad Darimy).

2.      Senang mendengarkan nasehat agama
Keimanan manusia terkadang diatas terkadang dibawah, terkadang bertambah dan terkadang berkurang. Ibarat sebuah tanaman, nasehat adalah merupakan pup[uk bagi keimanan. Sebagaiman firman Allah:
“Dan peringatkanlah Muhammad, maka seungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS Adzariyat 55)

3.      Bergaul dengan orang-orang yang sholeh dan ahli ibadah
Jika kita mentadaburi (memikirkan secara mendalam) ayat Al Qur’an dan Hadits-hadits berikut ini, sudahlah cukup bagi kita sebagai pegangan untuk berteman dalam pergaulan.
“Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya dipagi hari dan sore hari dengan mengharap keridhoanNya, dan jangnlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan duniaini, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaannya itu melewati batas” (QS Al Kahfi 28)
“Tingkah laku seseorang akan mengikuti tingkah laku teman dekatnya mak lihatlah siapa yang akan dijadikan teman dekatnya” (HR Abu Daud)
“Perumpamaan teman duduk (teman bergaul) yang sholeh dan teman dudk (teman bergaul) yang jelek sebagaimana gambaran orang yang menjual minyak wangi dan ubupan (perapian pandai besi), tidak melewati padamu dari penjual minyak wangi,adakalnyanya kamu membelinya atau kamu menjumpai bau wanginya. Dan ubupan (perapian pandai besi) akan membakar badanmu atau pakaianmu, atau kamu menjumpai darinya bau yang tidak sedap” (HR Al Bukhori).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar